Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Bullying dalam bentuk sosial seperti mengucilkan, dan mengabaikan orang. Di jaman yang serba teknologi ini bullying pun bisa melalui gadget, dan media sosial yang
disebut Cyberbullying. Cyberbullying adalah saat seseorang dihina
hina, diteror di media sosial, atau melalui SMS, email, dan telepon.
Berikut adalah 7 Kasus Bullying Paling Heboh Di Dunia :
1. Amanda Todd Curhat di Youtube Sebelum Meninggal
Amanda Todd (15 tahun) juga merupakan contoh paling menyedihkan tentang remaja yang
menjadi korban bullying di sekolahnya. Dia merupakan siswi kelas 10 di
SMA Port Coquitlam, British Columbia, Kanada. Selama bertahun tahun,
Amanda dibully teman teman sekolahnya, baik secara langsung maupun via
internet.
Amanda bahkan sempat pindah sekolah untuk menghindari penindasan, namun mereka tetap saja menghina dirinya di media internet. Tahun lalu, Amanda curhat mengenai penderitaannya dengan menggunggah video ke youtube. Dia menulis kata kata pada selembar kertas sehingga membentuk cerita. Tak lama kemudian, ia pun nekat mengakhiri hidupnya pada 10 Oktober 2012.
Sejak itu, video ini yang diunggahnya menyebar secara viral hingga akhir tahun. Sama
seperti beberapa negara bagian di Amerika Serikat, Pemerintah Kanada
juga peduli terhadap kasus ini. Kematian Amanda tak sia sia, sebab
Pemerintah Kanada kemudian mengeluarkan UU soal cyberbullying, agar tak muncul lagi peristiwa serupa.
Pelaku termasuk pelajar tetap dikenai sanksi pidana yang
berat. Carol Todd, ibu Amanda, bahkan membuat LSM bernama Amanda Todd
Trust yang siap membantu para korban bullying dan terus aktif melakukan
kampanye antibullying.
2. Carlos Vigil Posting Surat Bunuh Diri Di Twitter
Jika Anda melihat wajah Carlos Vigil (17 tahun) pada
foto di atas, tentu bisa merasakan betapa gurat gurat kesedihan
tergambar jelas. Selama tiga tahun, remaja yang tinggal di Valencia
County, New Mexico, Amerika Serikat, ini diejek kawan kawannya hanya
karena berjerawat dan memakai kacamata. Bahkan, dia dianggap seorang
gay.
Ray Virgil, sang ayah,
sangat geram mendengar anaknya diperlakukan seperti ini sehingga
mendesak pemerintah setempat segera mengeluarkan peraturan tentang
sanksi pidana terhadap para pelaku bullying. Pada
tanggal 13 Juli 2013, karena benar benar tak tahan diintimidasi terus
menerus, Carlos menulis dan memposting surat bunuh diri melalui akun Twitter.
Carlos justru minta maaf
kepada teman temannya yang bertahun tahun menyakitinya. “Saya adalah
orang yang tak memperoleh ketidakadilan di dunia ini, dan sudah waktunya
bagi saya untuk meninggalkan dunia ini,” tulisnya. Carlos juga meminta
teman temannya untuk tidak menangisi keputusannya. Dia justru minta maaf
karena tidak mampu mencintai seseorang, atau membuat seseseorang
mencintainya.
“Teman-teman di sekolah
benar. Saya seorang pecundang, aneh, homo, dan sama sekali tidak dapat
diterima orang lain. Saya minta maaf, karena tidak mampu membuat
seseorang bangga. Aku bebas sekarang. Xoxo,” kata Carlos mengakhiri
suratnya.
Ketika anaknya
memposting tulisan tersebut, Ray Vigil justru sedang di North Carolina
dan berbicara dengan parlemen setempat membahas RUU tentang
Antibullying. Begitu membaca posting anaknya, Ray langsung pulang ke
rumah. Sayangnya, dia terlambat. Begitu tiba di rumah, dia melihat
anaknya sudah meninggal.
3. Izzi Dix Puisi Bunuh Diri
Sebelum bunuh diri, Izzi
Dix ( 14 tahun ) menulis puisi berisi curhatnya ketika dibully teman
teman sekolahnya. Setelah dia meninggal, puisinya sengaja disebarluaskan
Gabbie Dixx, ibunya, agar tak ada lagi orang orang yang melakukan praktik bullying, karena dampaknya memang sangat buruk bagi korban.
Mungkin banyak yang tidak suka dengan puisi ini. Tetapi
inilah yang ada di fikiran putriku sebelum bunuh dini. Aku ingin semua
remaja lebih berpikir tentang bahaya bullying sebelum dia melakukan
tindakan itu, ujar Gabbie. Puisi ini ditulis Izzi setelah dia datang ke pesta yang dilakukan teman temannya, dan dia mendapat perlakuan yang sangat buruk.
Begini puisinya :
They push me away. I stand still. My eyes glazed and absent.They start to ask questions, As to why I am there.They begin to tell me that nobody wants me there.They tell me to leave and that I am not wanted.Not there, not anywhere…
Mereka memaksaku pergi. Aku berdiri dalam diam. Mataku berkaca-kaca, hening.Mereka bertanya, mengapa aku di sana.Mereka memberitahuku, tak seorangpun menginginkanku di sana.Mereka memberitahuku agar segera enyah, tetapi aku tak ingin.Tak ada, tidak di mana saja...
4. Ryan dan Amber Menulis Surat Untuk Sinterklas
Ryan dan Amber adalah
anak kembar berbeda jenis kelamin dan berumur 8 tahun. Suatu hari, Ryan
menulis surat untuk Santa Claus ( Sinterklas ) mengenai perlakuan buruk
teman temannya terhadap Amber :
Dear Santa. Ibu menyuruhku untuk mengirim surat mengenai daftar permintaan pada Hari Natal. Aku ingin mobil mobilan dan helikopter, tapi aku tidak mau hal itu lagi. Anak anak di sekolah terus memperlakukan Amber dengan buruk, dan itu tak adil. Aku telah berdoa pada Tuhan, tapi sepertinya Dia sibuk dan aku membutuhkan bantuanmu.
Isi surat ini sepertinya lucu, tetapi
sebenarnya sangat menyentuh. Dengan kepolosannya, Ryan tidak lagi
menginginkan aneka mainan. Dia justru memberikan empati luar biasa
terhadap kembarannya, Amber, yang terus menerus dibully teman teman
sekolahnya.
Amber selalu diejek
teman temannya sebagai gadis cilik gendut dan hiperaktif. Tentu yang
membaca surat ini bukanlah Sinterklas, melainkan ibunya sendiri. Berkat
surat dari Ryan, Ibu segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan Amber
dari praktik bullying ini, yaitu memindahkannya ke sekolah lain.
5. Whitney Kropp Dikerjain Sebagai Ratu Pesta
Kisah ini mungkin sepele, tetapi cobalah Anda ( terutama cewek
) berada pada posisi Whitney Kropp. Gadis berumur 16 tahun ini sekolah
di Ogemaw Heights High School, salah satu SMA cukup terkenal di daerah
West Branch, Michigan, Amerika Serikat. Menjelang
digelar pesta besar di sekolahnya, Whitney dikabari teman temannya
dinobatkan sebagai ratu pesta, sehingga diminta berdandan secantik
mungkin saat pesta nanti.
Siapa yang tak bangga
terpilih jadi ratu pesta? Maka, Whitney pun berdandan habis habisan.
Bahkan dia membeli gaun dan sepatu baru, serta mendatangi salon yang
mahal, agar penampilannya terlihat cantik bak putri kerajaan. Ketika pesta digelar, Whitney yang terlanjur berdandan cantik ini dengan tenang berjalan ke tengah lapangan sekolahnya.
Seketika itu juga,
muncul tawa ejekan dari teman temannya. Ah, ternyata dia sedang
dikerjain teman temannya, terutama dari salah satu geng di sekolah yang
selama ini sering melakukan praktik bullying terhadap Whitney. Kasus
yang sepertinya sepele ini kemudian mencuat di berbagai media, terutama
media online, dan mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Praktik penindasan di sekolah yang marak akhir akhir ini memang membuat berbagai pihak merasa gerah. Banyak
sekali orang yang tersentuh melihat derita Whitney. Bahkan lebih dari
1.000 orang datang ke rumahnya, hanya untuk memberi dukungan terhadap
Whitney. Mereka lalu membuat Facebook page untuk mendukung Whitney Kropp.
Dalam waktu singkat, 44.000 orang mengklik Like pada halaman Facebook tersebut. Bahkan pemerintah lokal ikut memberikan dukungan, termasuk mengganti seluruh biaya pembelian gaun dan sepatu yang telah dikeluarkan Whitney, hingga biaya perawatan salon dan makan malam saat pesta digelar.
6. Debbie Piscitella Ditahan Karena Membela Anak
Kisah ini juga merupakan
dari perlakuan bullying di sekolah. McKenna ( 13 tahun ) setiap hari
diejek teman teman sekolahnya, melalui komentar komentar negatif di
media sosial Facebook.
Setiap kali update status, teman teman sering menghinanya di media yang
bebas dibaca orang lain. Terkadang, teman-temannya membicarakan McKenna
dalam status mereka.
Sebenarnya McKenna sudah
mengadukan masalah ini ke pihak sekolah, bahkan sudah melapor pula ke
polisi dengan pasal cyberbullying, namun tidak pernah mendapat
tanggapan. Sang ibu, Debbie Piscitella, akhirnya bertindak sendiri.
Ketika jalan jalan di sebuah mal di St Petersburg, Florida, Amerika
Serikat, Debbie langsung mencekik leher remaja ABG berumur 14 tahun,
yang tidak lain adalah teman sekolah anaknya, dan paling getol melakukan
bullying terhadap McKenna.
Tak terima dengan perlakuan ini, cowok
tanggung itu melapor ke polisi. Debbie pun ditahan, dan ini mengundang
reaksi luar biasa di kalangan pemerhati pendidikan, bahkan pejabat
pemerintah serta senator. “Begitu melihat remaja yang sering menghina
anak saya, saya begitu emosional dan secara refleks mencekiknya,” kata
Debbie membela diri.
Namun karena kasus ini
di-blow-up habis-habisan oleh sejumlah media sosial, polisi seperti
gamang meneruskan kasus ini. Setelah membayar uang jaminan, Debbie pun
dibebaskan, dan sudah menulis surat pernyataan penyesalan telah mencekik
pelaku bullying terhadap anaknya. “Saya benar-benar tidak tega melihat
putri saya selalu menyalahkan diri sendiri, karena setiap hari menerima
komentar negatif itu,” tutur Debbie.
7. Jade Stringer Diteror Karena Terlalu Cantik
Jade Stringer ( 14 tahun
) dikenal sebagai salah satu siswi paling cantik di sekolahnya,
Haslingden High School di Lancashire, Inggris. Bukan hanya itu, dia juga
dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Jade juga aktif mengkampanyekan gerakan antibullying di sekolahnya. Ada yang salah? Mestinya, tiga kelebihan di atas membuat seseorang merasa bangga, karena orang lain pun pasti menginginkannya.
Tapi justru karena
kecantikan, aktivitas, dan kampanye antibullying inilah yang membuat
beberapa temannya iri dan tidak suka terhadap Jade. Dia terus menerus
diteror kawan kawannya, dan hal itu membuat Jade tak tahan lagi. Akhir cerita mirip dengan Carlos Vigil. Ya,
Jade akhirnya ditemukan tewas gantung diri, karena sudah tak sanggup
lagi menahan ejekan dan hinaan dari teman-temannya di sekolah.
Upacara pemakaman Jade berlangsung sangat mengharukan. Kembali
tidak bosan bosannya kami kumandangkan kata STOP KEKERASAN, STOP
BULLYING karena kita semua adalah saudara. Jangan pernah menyakiti
sesama apapun bentuknya. Mari ciptakan perdamaian.
Sumber : anehdidunia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar